Perkenalkan, saya adalah Zainuddin atau biasa disapa Zai.
Siswa siswiku biasa hanya sekedar menyapa Pak Guru. Sejak tahun 2017 saya telah
menjadi seorang guru honorer di daerah pelosok Indonesia. Tepatnya di SDN 2 Bonelalo,
Kec. Lasalimu, Kab. Buton. Tuisan ini hanya sekedar memuat suka, duka serta manfaat
menjadi seorang guru SD. Hal ini ditunjukan untuk para insan yang ingin menjadi
guru, atau yang ingin melihat kacamata dari salah seoraang guru ataupun hanya
sekedar bahan shering bagi orang orang yang mengenal saya dan tentu saja untuk
para pembaca..
1. Sakitnya Tuh di Sini.
Saya
akan mengawalinya dengan experice duka agar alur tulisannya bisa menghasilkan
Happy ending. Korban perasaan adalah hal yang harus diterima oleh setiap guru.
Baik perempuan maupun laki-laki.. Apalagi saat mendidik anak SD. Setiap siswa yang
berbuat kesalahan, hati seorang guru akan terluka meski kesalahan tersebut
tidak dilakukan pada saat jam sekolah. Dunianya mereka yang ingin selalu bebas dan
bermain, menjadi daya beban tersendiri. Bahkan meski telah disuguhkan dengan
bentuk pembelajaran dalam games, tetap ada saja yang melakukan permainan diluar
yang kita harapkan. Masalah tidak berhenti sampai di sini saja. Hari ini
ditegur. Besoknya ditegur, lusanya demikian teap saja mereka selalu berulah
bahkan dengan kesalahan yang serupa dan tidak jarang siswanya itu… itu saja.
Yahh begituah anak-anak yang harus dipahami oleh seorang guru. Meski kami
sering marah bahkan member mereka hukuman, bukaan berarti kami benci mereka.
Kami melakukannya, semata-mata demi kebaikan mereka. Meski amarah kamipun
memuncak, itu semua tiada lain adalah bentuk nasehat untuk mereka. Untuk mengatasi masalah siswa
di Sekolah sebenarnya tidak begitu sulit. Kita hanya perlu menikmati proses
karena kendala ini adalah bagian dari proses menuju kedewasaan. Namun
keterlibatan orang tua siswa yang masi belum terlalu memahami proses pendidikan menjadikan level permasalahan meningkat. Hal
ini sering terjadi di tempat saya mengabdi. Mengajar senin hingga sabtu, di
sekolah terpencil yang jumlah siswanya tidak seberapa. Dihuni 1 orang guru PNS.
Keringat kami dibayar 15% dari dana Boss yang harus berbagi dengan 5 guru honorer lainya, segitulah hasil yang
kami kantungi selama 3 bulan sekali. Itupun sering telat cairnya. bahkaan saya
pernah mendapatkannya setelah 6 bulan. Namun begitulah nasib orang yang
bekerja. Pasti memiiki tantangan serta keunikan tersendiri saat dijalani.
Untungnya Kepsek dan Rekan-rekan sesama guru sangat baik dan saling mendukung
yang menjadi obat saat merasa down.
2.
Because I am Happy
Alasan
utama saya melakukan pekerjaan ini
adalah saya merasa enjoy.. yupzz,
sejak SD saya telah mempunyai mimpi
untuk menjadi seorang guru SD. Alasannya dulu sangat simple. Selain mendapatkan
bayaran tetap, juga mendapatkan pahala. Apalagi di SD adalah penentu generasi bangsa. Membayangkan
saja saya bisa mengajar anak membaca, pasti setiap hari anak tersebut akan
membaca messkipun hanya apa yang aada ddi seekitarnya, sudah membuat saya
tersenyum. Apalagi anak tersebut kelak menjadi seorang guru, rasanya bgaaikan
layang-layang yang melayang. Alasan ke-2 adalah .
Hal
yang membahagiakan tidak berakhir di sini. Terkadang, kenakalan, kejailan serta
kesalahan mereka dalam menjawab pertanyaan menimbulkan reaksi kocak. Tentu saja
hal ini memberikan warna bagi kami sebagai
guru. Saat menyampaikan materi, tiba-tiba mendadak siswanya pada ngerti,
kebahagiaannyapun sulit diukur. Bahkan melihat mereka tersenyum bahagia itu di shere begitu cepat dalam suasana hati kami..
Intinya, banyak hal
yang menjadi suka duka menjadi guru namun meskipun itu duka, akan berubah menjadi suka untuk ke depannya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar