Minggu, 11 Maret 2018

PENGALAMAN MENJADI SEORANG GURU

 PENGALAMAN MENJADI SEORANG GURU

            Perkenalkan, saya adalah Zainuddin atau biasa disapa Zai. Siswa siswiku biasa hanya sekedar menyapa Pak Guru. Sejak tahun 2017 saya telah menjadi seorang guru honorer di daerah pelosok Indonesia. Tepatnya di SDN 2 Bonelalo, Kec. Lasalimu, Kab. Buton. Tuisan ini hanya sekedar memuat suka, duka serta manfaat menjadi seorang guru SD. Hal ini ditunjukan untuk para insan yang ingin menjadi guru, atau yang ingin melihat kacamata dari salah seoraang guru ataupun hanya sekedar bahan shering bagi orang orang yang mengenal saya dan tentu saja untuk para pembaca..
1.      Sakitnya Tuh di Sini.
Saya akan mengawalinya dengan experice duka agar alur tulisannya bisa menghasilkan Happy ending. Korban perasaan adalah hal yang harus diterima oleh setiap guru. Baik perempuan maupun laki-laki.. Apalagi saat mendidik anak SD. Setiap siswa yang berbuat kesalahan, hati seorang guru akan terluka meski kesalahan tersebut tidak dilakukan pada saat jam sekolah. Dunianya mereka yang ingin selalu bebas dan bermain, menjadi daya beban tersendiri. Bahkan meski telah disuguhkan dengan bentuk pembelajaran dalam games, tetap ada saja yang melakukan permainan diluar yang kita harapkan. Masalah tidak berhenti sampai di sini saja. Hari ini ditegur. Besoknya ditegur, lusanya demikian teap saja mereka selalu berulah bahkan dengan kesalahan yang serupa dan tidak jarang siswanya itu… itu saja. Yahh begituah anak-anak yang harus dipahami oleh seorang guru. Meski kami sering marah bahkan member mereka hukuman, bukaan berarti kami benci mereka. Kami melakukannya, semata-mata demi kebaikan mereka. Meski amarah kamipun memuncak, itu semua tiada lain adalah bentuk nasehat  untuk mereka. Untuk mengatasi masalah siswa di Sekolah sebenarnya tidak begitu sulit. Kita hanya perlu menikmati proses karena kendala ini adalah bagian dari proses menuju kedewasaan. Namun keterlibatan orang tua siswa yang masi belum terlalu memahami proses pendidikan  menjadikan level permasalahan meningkat. Hal ini sering terjadi di tempat saya mengabdi. Mengajar senin hingga sabtu, di sekolah terpencil yang jumlah siswanya tidak seberapa. Dihuni 1 orang guru PNS. Keringat kami dibayar 15% dari dana Boss yang harus berbagi dengan  5 guru honorer lainya, segitulah hasil yang kami kantungi selama 3 bulan sekali. Itupun sering telat cairnya. bahkaan saya pernah mendapatkannya setelah 6 bulan. Namun begitulah nasib orang yang bekerja. Pasti memiiki tantangan serta keunikan tersendiri saat dijalani. Untungnya Kepsek dan Rekan-rekan sesama guru sangat baik dan saling mendukung yang menjadi obat saat merasa down.

2.      Because I am Happy
Alasan utama saya melakukan  pekerjaan ini adalah saya merasa enjoy.. yupzz, sejak SD saya telah  mempunyai mimpi untuk menjadi seorang guru SD. Alasannya dulu sangat simple. Selain mendapatkan bayaran tetap, juga mendapatkan pahala. Apalagi di SD  adalah penentu generasi bangsa. Membayangkan saja saya bisa mengajar anak membaca, pasti setiap hari anak tersebut akan membaca messkipun hanya apa yang aada ddi seekitarnya, sudah membuat saya tersenyum. Apalagi anak tersebut kelak menjadi seorang guru, rasanya bgaaikan layang-layang yang melayang. Alasan ke-2 adalah .
Hal yang membahagiakan tidak berakhir di sini. Terkadang, kenakalan, kejailan serta kesalahan mereka dalam menjawab pertanyaan menimbulkan reaksi kocak. Tentu saja hal ini memberikan warna bagi kami sebagai  guru. Saat menyampaikan materi, tiba-tiba mendadak siswanya pada ngerti, kebahagiaannyapun sulit diukur. Bahkan melihat mereka tersenyum bahagia itu di shere begitu cepat dalam suasana hati kami..
Intinya, banyak hal yang menjadi suka duka menjadi guru namun meskipun itu duka, akan berubah  menjadi suka untuk ke depannya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar